No
|
Prestasi Koordinator Kegiatan Kesejahteraan
Sosial (K3S)
Kabupaten
Kuningan
Di Bawah Pimpinan
Hj. Utje Ch.
Suganda, S.Sos
|
Tahun
|
Pemberi
Penghargaan
|
1
|
Melalui rintisan K3S Kabupaten Kuningan kini telah berdiri sentra
pelayanan disabilitas tingkat Internasional yaitu SLBN Taruna Mandiri yang
beralamat di Jl. Sampora Cilimus Kuningan
|
2004
|
Menteri Sosial Republik Indonesia
|
2
|
Penghargaan atas partisipasi K3S Kabupaten Kuningan dalam Pembuatan Film Dokumenter
Pemberdayaan KUBE Penyandang Cacat di Kabupaten Kuningan
|
2004
|
Departemen Sosial Republik Indonesia
|
3
|
Suksesnya penyelenggaraan sebagai
tuan rumah Sepak Bola Nasional Penyandang Cacat (Manurung Cup)
|
2005
|
Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Provinsi Jawa
Barat
|
4
|
Penghargaan atas partisipasi K3S Kabupaten Kuningan dalam mendukung Siswa-siswi SLB se
Kabupaten Kuningan menduduki peringkat empat dalam Pekan Olahraga Antar
Pelajar Penyandang Cacat Tingkat Provinsi Jawa Barat di Bandung
|
2006
|
Himpunan Gugus Tugas Sekolah Luar Biasa se-Kabupaten Kuningan
|
5
|
Penghargaan
kepada Ketua Umum K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos, sebagai Tokoh Peduli Lansia
|
2007
|
Lembaga Lanjut Usia (LLI) Kab. Kuningan
|
6
|
Penghargaan kepada K3S
Kabupaten Kuningan yang
telah mengeluarkan Media Informasi dan Komunikasi bernama Empati sebagai
publikasi pembangunan kesejahteraan sosial di Kuningan
|
2008
|
Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM) se Wilayah
III Cirebon
|
7
|
Penghargaan kepada K3S dan Komisi
Pemberdayaan Penyandang Cacat (KPPC) Kab. Kuningan atas sinergitas dengan
Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam penanganan masalah sosial
|
2008
|
Menteri Sosial Republik Indonesia
|
8
|
Penghargaan
kepada Ketua Umum K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos, sebagai Tokoh
Pembangunan Kesejahteraan Sosial Tingkat Kabupaten Kuningan
|
2009
|
Bupati Kuningan
|
9
|
Penghargaan
kepada Ketua Umum K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos, sebagai Tokoh Peduli Pendidikan Luar Biasa
|
2009
|
Dosen & Mahasiswa D2 Jurusan Pendidikan Luar Biasa IPB Bogor
|
10
|
Manajer Band SLB Taruna Mandiri saat meraih Juara II Tingkat Nasional
Lomba Band SLB se-Indonesia
|
2010
|
Menteri Pendidikan
Republik Indonesia
|
11
|
Penghargaan atas partisipasi K3S Kabupaten Kuningan dalam membawa BPOC Kabupaten Kuningan
menduduk peringkat II dalam Pekan Olahraga Penyandang Cacat Daerah tingkat
Jawa Barat di Bandung
|
2010
|
Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Provinsi Jawa
Barat
|
12
|
Penghargaan atas Program
Rutin K3S melalui Kawin & Isbat Nikah Massal bagi Masyarakat Kuningan
penyandang masalah kesejahteraan sosial
yang telah menikah tetapi belum tercatat di Kantor Urusan Agama.
|
2010
|
Kantor Kementerian Agama Kab. Kuningan
|
13
|
Penghargaan
kepada Ketua Umum K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos, sebagai Tokoh Lansia yang Peduli dan Perhatian
Terhadap Para Lansia di Jawa Barat
|
2010
|
Gubernur Jawa Barat
|
14
|
Penghargaan kepada Majalah Empati (Media Komunikasi & Informasi
K3S Kabupaten Kuningan) sebagai media cetak yang konsisten berbahasa sunda
|
2010
|
Rektor Unpad, Majalah Mangle & Ketua Dewan Pers
|
15
|
Penghargaan atas partisipasi K3S Kabupaten Kuningan dalam 13th
Special Olympics World Summer Games
|
2011
|
Duta Besar RI untuk Republik Yunasni
|
16
|
Ketua Umum
K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos, mendapat
penghargaan sebagai Tokoh Pemerhati dan Peduli Prestasi Anak dalam rangka Hari Anak
Nasional (HAN) Tingkat Provinsi Jawa Barat
|
2011
|
Gubernur Jawa Barat
|
17
|
Ketua Umum
K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos,
mendapat penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Home
Industri Kuliner Tape Ketan
|
2012
|
Women International Club (WIC)
|
18
|
Ketua KUBE FM Karya Mandiri yang menjadi binaan usaha
K3S Kab Kuningan mendapat
penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai Kyai Peduli Anak
dalam rangka memperingati
Hari Anak Nasional Tingkat Jawa Barat
|
2012
|
Gubernur Jawa Barat
|
19
|
Ketua Umum
K3S, Hj. Utje Ch.Suganda S.Sos, mendapat penghargaan Kartini Award dalam hal
Emansipasi Wanita dan Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Kuningan
|
2012
|
Media Massa Jawa Pos Group melalui Radar Cirebon
|
20
|
Melalui salah satu program K3S
dalam pemberdayaan anak berkebutuhan khusus Kabupaten Kuningan mendapat
penghargaan sebagai Kabupaten Inklusif Tingkat Nasional
|
2012
|
Kementerian Pendidikan Nasional
|
21
|
Atas
kepeduliannya terhadap dunia sosial dan tokoh paling berpengaruh di wilayah
Ciayumajakuning Ketua K3S Kab. Kuningan meraih penghargaan Progressive Leader
Award sebagai Perempuan Peduli Sosial.
|
2013
|
Media Cetak Harian “Rakyat Cirebon
|
LKKS
Senin, 25 Februari 2013
PRESTASI K3S
Senin, 04 Februari 2013
Citra Diri Wanita
Perempuan, sebagaimana orang menyebutnya,
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sepadan dengan laki-laki. Pada dasarnya,
perempuan dan laki-laki memiliki beberapa perbedaan mencolok yang membuat
mereka dinamakan “perempuan dan laki-laki”.
Kaum lelaki lebih menggunakan nalar dan logika
dalam berpikir dan mengatasi masalah. Kaum perempuan lebih menggunakan perasaan
dan emosinya ketika mengadapi masalah. Dalam paradigma masyarakat, kaum
perempuan selalu identik dengan “kelemahlembutan” dan “ketidakberdayaan”. Dua steriotipe itu mungkin membuat sebagian
lelaki kurang menyadari potensi perempuan dan memperlakukan kaum perempuan
dengan kurang tepat.
Banyak kejadian memilukan, antara lain, lelaki
melarang perempuan berkarya, memiliki kegiatan di luar rumah, bekerja produktif
di luar rumah, dan memiliki kehidupan sendiri. Yang tidak kalah penting,
larangan meraih mimpi-mimpinya. Memang, tidak ada seorang pun yang dapat
mengubah cara berpikir dan cara sebagian lelaki yang seperti itu. Yang bisa
dilakukan perempuan adalah mengubah cara berpikir mereka dalam memandang citra
diri sendiri.
Ada banyak kasus di muka bumi ini yang
mengindikasikan minimnya seorang perempuan menilai diri sendiri. Sebagian
perempuan pasrah dengan rela bekerja setiap hari di dapur, mengurus anak, dan
berdiam diri di rumah. Sebagian lagi menjadi “kupu-kupu malam” sehingga
menghasilkan kasus-kasus seperti aborsi, HIV/AIDS, penyakit kelamin, dan hamil
di luar nikah.
Dalam perkataan lain, perempuan bukanlah
“sekadar alat” atau instrumen untuk kebahagiaan atau kesempurnaan orang
lain. Sebaliknya perempuan adalah suatu tujuan, suatu agen bernalar yang harga
dirinya ada dalam kemampuannya untuk menentukan nasib sendiri.
Menjadi seorang perempuan yang notabene dianggap lemah dan tidak
berdaya bukanlah halangan bagi perempuan untuk berpikir besar. Perempuan adalah
sebuah pribadi. Sebuah kehidupan yang setara dengan kaum mana pun. Kaum
perempuan hanya perlu berpikir lebih besar, menggunakan nalarnya serta berani out
of the box. Oprah Winfrey dalam salah satu episode The Oprah Winfrey
Show mengingatkan, “We have to fullfil women’s life and persuit of
happiness. Just use your life.”
Alangkah
baiknya apabila kaum perempuan dan laki-laki saling menghormati dan melengkapi
dalam membangun kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai di muka bumi ini.
Perempuan melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki dan laki-laki
mengatasi hal yang tidak bisa diatasi oleh perempuan. Tentu saja, semua
hal itu dilakukan di bawah satu payung yang disebut saling menghormati dan
menjaga.
Inspirasi Wanita
Gambaran emansipasi wanita,
sejatinya bukanlah untuk membuat bertekuk letut kaum pria melalui senjata
semacam kerlingan. Bukan mengumbar berbagai tuntutan hak secara membabi buta
yang bisa membutakan mata hati kaum pria. Bukan pula untuk meraih hak persamaan
yang kerap didengang-dengungkan sebagai gerakan “woman libs” atau gerakan keadilan gender hasil produk dunia barat.
Tetapi aktualisasi emansipasi wanita kini adalah bagaimana agar kehadirannya
mampu pula menghasilkan konsep-konsep jitu dan realistis di pelbagai aspek
kehidupan masyarakat. Bukan ikut tandem kepada pria sukses dan berkepribadian.
Apalagi dengan cara mengumbar aibnya sendiri.
Memang benar, inspirasi yang
dibangkitkan para pejuang wanita itu ibarat api yang membara dalam sekam. Terus
menerus berkobar, memancarkan cahaya dan citra diri kaum wanoja. Sudah tidak
aneh lagi, setiap organisasi mempunyai departemen atau seksi khusus yang
menampung aspirasi kaum wanita, sebagai salah satu wahana untuk mengembangkan
kemandiriannya. Masalahnya terpulang pada kaum wanita sendiri, mampukah
memanfaatkan setiap peluang yang terkuak lebar itu seoptimal mungkin. Seberapa
jauh mampu membekali diri, baik secara fisik, mental, sosial, dan
intelektualnya untuk berpacu dengan setiap tantangan yang dihadapinya. Bukan
dengan cara fitnah sini, hujat sana.
Kita tak perlu menutup mata bahwa
kesadaran akan hak dan kewajiban wanita mulai tumbuh subur. Bangkit secara
pasti, menuai citra dirinya sebagai “tiang negara”. Kondisi ini dimungkinkan
oleh semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan pengetahuannya. Ini berarti
pula modal dasar untuk mengembangkan kemandirian sesungguhnya telah ada. Oleh
karena itu, ia harus memiliki pilihan profesi yang jelas dalam andilnya
terhadap pembangunan. Bahkan harus terpanggil pula untuk meleburkan diri dalam
pengabdian bagi saudara sekaumnya yang bernasib kurang beruntung. Bukan malah
mencari untung untuk beraji-mumpung pada suami orang yang sedang beruntung.
Padahal budaya kita telah bergulir.
Tidak lagi memandang wanita sebagai makhluk yang harus dijajah atau dijadikan
sangkar madu. Namun telah memberi tempat terhormat pada kedudukannya. Bahkan
menghargai sepenuhnya peranan wanita dan ibu yang bersifat kodrati.
Penghormatan seperti ini, memang bukan berarti harus mengurangi tanggung jawab
kaum pria dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Tapi justru sebagai
dampak kemajuan sekaligus buah pembangunan.
Modernisasi, jelas, membawa dampak
nyata bagi kaum wanita. Memberikan konsekuensi semakin beratnya tanggung jawab
yang harus dipikul. Di satu sisi tetap harus membina kehidupan rumah tangga
sebagai tanggung jawabnya yang terpenting. Namun di sisi lain dituntut peran
nyata dan komitmennya dalam mendorong kemajuan.
Boleh saja kecantikan, pesona
eksotik, dan kerlingan diekspresikan demi menggapai tujuan. Namun harus tetap
berada pada koridor moral dan nilai budaya bangsa yang sangat dijunjung dan
diagungkan. Artinya jangan sampai dijadikan senjata pamungkas dalam merebut
harta, posisi, hak dan kekuasaan. Sebab senjata wanita saat ini, sekali lagi,
adalah kematangan konsepnya, terjaga kualitas intelektualnya, jembar cakrawala
pengetahuannya, berjiwa sosial, idealis, adil, tak gampang dirayu dan tak suka
merayu, serta kepribadiannya memancarkan cahaya dan citra diri wanita Indonesia
yang lembut, penuh kharisma, dan tenggang rasa.
Kecantikan Wanita
Setiap kaum hawa pasti selalu mendamba
kecantikan dan akan berusaha untuk menggapainya, bahkan mereka rela berkorban
melakukan segalanya demi mengubah dirinya dengan kecantikan imitasi yang
sebenarnya hanyalah bersifat sementara dan dapat hilang dalam sekejap. Tetapi
tahukah Anda kecantikan yang sesungguhnya? Kecantikan hakiki adalah kecantikan
akan kepribadiaan, baik yang terpancar dari hati, pemikiran, maupun tingkah
polah yang mencerminkan keanggunan seorang wanita. Inilah yang disebut dengan inner beauty yang tentunya dapat
menambah kecantikan luar seorang wanita. Sedangkan mereka yang cantik luarnya
tetapi kurang memiliki inner beauty,
maka akan terhapuslah kecantikan luarnya tersebut yang merupakan anugerah
baginya. Sering kita temui dalam kehidupan ini, seorang wanita yang tak begitu
cantik parasnya tetapi memiliki keindahan akhlak serta kepribadiaan yang
dimilikinya akan lebih berkesan manis bila dibandingkan dengan wanita yang
cantik parasnya tetapi tak baik akhlak serta pribadinya.
Sehingga inner
beauty paling utama dimiliki setiap wanita karena dapat memancarkan aura
yang akan membuat wanita tersebut disukai dan selalu dinanti kehadirannya.
Wanita dengan inner beauty dapat
memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi setiap yang berteman dengannya, namun
dirinya pun tetap berpegang teguh pada apa yang menjadi prinsipnya sehingga ia
tak dapat terbawa oleh pergaulan yang dapat menjerumuskannya kedalam masa depan
yang kelam dan tak diinginkan oleh siapapun.
Jika yang Anda cari adalah daya tarik, maka
sebenarnya yang paling penting untuk diubah adalah pikiran Anda. Untuk menjadi
menarik tidaklah harus cantik secara fisik. Orang dengan wajah biasa pun
sebenarnya bisa menjadi pribadi yang menawan asalkan kita tahu rahasia untuk
memunculkan inner beauty dan karisma
sehingga muncul daya tarik alami. Cobalah perhatikan orang di sekitar kita, ada
beberapa orang dengan wajah biasa saja, namun dia tampak menarik dan banyak
orang yang sayang kepadanya.
Lalu bagaimanakah pandangan seseorang tentang inner beauty ini? Inner beauty memiliki makna yang dalam dan pemahaman luas, namun
kita dapat mengartikan bahwa wanita yang memiliki inner beauty di antaranya adalah wanita yang mempunyai intelegensi
dan prestasi yang dapat memberikan maanfaat bagi dirinya serta orang lain,
memiliki keindahan akhlak dan menjadikan hatinya seluas samudera yang takkan
pernah goyah dengan segala hal yang terjadi pada dirinya walau pedih ia
rasakan, murah senyum dan rendah hati, suka menolong, serta sifat-sifat baik
lain yang membentuk kepribadian yang memesona. Untuk itu, inner beauty akan terpancar dengan sendirinya apabila ia selalu
berupaya untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi sekitarnya dan
memberikan kebahagiaan terutama untuk kerabat yang ia sayangi. Pasalnya, inner beauty itu sendiri akan nampak
tatkala dirinya berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya , yang semuanya
berasal dari hati dan pikirannya yang terealisasikan dalam segala tindakan
seperti apa yang diucapkannya dan segala hal yang ia lakukan.
Dengan demikian, sangatlah perlu untuk menata
hati ini dengan selalu berprasangka baik dan berpikir positif serta melakukan
segala hal semata-mata dilandasi rasa tulus ikhlas tanpa mengharapkan apapun
jua. Karenanya percantiklah dirimu dengan keindahan lahir dan batin, dengan
selalu berpenampilan indah dan sederhana sehingga nampak sedap dipandang, rajin
beribadah mendekatkan diri kepada-Nya, membuka wawasan dan tabir pengetahuan
dengan membaca buku ataupun melakukan berbagai upaya lainnya, menjadikan
pengalaman dan selalu belajar serta mengambil makna dari setiap peristiwa dan
selalu berintrospeksi juga berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Langganan:
Postingan (Atom)